Minggu, 23 September 2018

KESIMPULAN MACAM-MACAM ILMU MAKHLUK DALAM BAIT ANWA’ ILMU AL-HAADIS







Ilmu al-Haadis (ilmu makhluk) terbagi dua:
1.   Ilmu tashawur
Ilmu tashawur adalah memahami makna sebuah lafadh tanpa dikaitkan dengan lafadh yang lain. Misalnya kita memahami makna kata gula, manis, merah, batu dan lain sebagainya.
2.   Ilmu tashdiq
Ilmu tashdiq adalah memahami bahwa telah terjadi hubungan (wuqu’ nisbah) di antara makna sebuah lafadh dengan makna lafadh lainnya. Misalnya kita mengetahu bahwa telah terjadi hubungan antara gula dengan manis (gula itu manis), telah tejadi hubungan antara bola dengan bulat (bola itu bulat) dan lain sebagainya.
Dalam contoh “gula itu manis” terkandung ilmu tashawur dan tashdiq.
a.   Tashawur maudhu’ yaitu memahami makna “gula” sebagai benda padat yang berasal dari air tebu adalah tashawur.
b.   Tashawur mahmul yaitu memahami makna “manis” sebagai rasa yang disukai semut.
c.   Tashawur nisbah yaitu memahami bahwa manis bias berhubungan dengan gula tanpa memastikan apakah sekarang keduanya terhubung atau tidak.
d.   Tashdiq yaitu  memahami telah terjadi hubungan antara gula dengan manis sehingga kita menyimpulkan “gula itu manis”
Masing dari tashawur dan tashdiq terbagi dua yaitu dharuri dan nadhari sehingga jumlahnya menjadi empat:
a.   Tashawur dharuri
Tashawur dharuri adalah memahami makna sebuah lafadh dengan makna yang mudah diterima akal tanpa perlu memikirkan dalil (bukti). Misalnya kita memahami makna lafadh “satu” sebagai bilangan yang berjumlah setengah dari dua.
b.   Tashawur nadhari
Tashawur nadhari adalah memahami makna sebuah lafadh dengan makna memerlukan kepada pemikiran bukti agar bisa diterima akal. Misalnya kita memahami makna “satu” sebagai bilangan yang setara dengan setengah 1/6 dari 12.
c.   Tashdiq dharuri
Tashdiq dharuri adalah memahami terjadinya hubungan/tidak terjadinya hubungan antara dua lafadh dengan hubungan yang mudah diteima akal tanpa perlu memikirkan bukti. Misalnya kita memahami telah terjadi hubungan antara “satu” dan “setengah dua” (satu itu setengah dua).
d.   Tashdiq nadhari
Tashdiq nadhari adalah memahami terjadinya hubungan/tidak terjadinya hubungan antara dua lafahd sulit diterima akal kecuali setelah memikirkan bukti. Misalnya kita memahami telah terjadi hubungan antara “satu” dengan “setengah 1/6 dari 12” (satu itu setengah 1/6 dari 12).


Masing-masing dari tashawur dan tasdiq ada mabadi dan maqashidnya, sehingga jumlahnya jadi empat:
a.   Mabadi tashawur adalah Kulliyah yang lima:
b.   Maqashid tashawur adalah Qaul Syaarih (ta’rif)
c.   Mabadi tashdiq adalah Qadhaya dan hukum-hukumnya
d.   Maqashid tashdiq adalah Qiyas dan semua pembagiannya.

 
SEMOGA BERMANFAAT


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

close