Sabtu, 11 April 2015

Mengenal Makna “Al-Ashlu”

       
 Hal pertama yang menyedot perhatian dalam membaca kitab Ushul Al-Fiqh adalah pembahasan makna “Ushul Al-Fiqh”. Secara etimologi makna kata “al-Ashlu” adalah dasar dan landasan sesuatu. Yang menarik dan sangat penting untuk diketahui adalah makna “al-Ashlu” menurut Istilah (terminology).

Dalam Ushul al-Fiqh, Istilah al-Ashlu memiliki empat makna, yaitu:
1.   Dalil
2.   Rujhan (Kuat)
3.   Qaidah populer
4.   Maqis Alaih.
Lihat:
Abdul Hamid, Lathaif al-Isyarah, (_______ Mustafa al-Baabi, 1950), hal. 8.
وأما بحسب الاصطلاح فله أربعة معانٍ: "أحدها" الدليل كقولهم: أصل هذه المسألة الكتاب والسنة أي: الدليل، ومنه أيضا أصول الفقه، أي: أدلته، "الثاني" الرجحان، كقولهم الأصل في الكلام الحقيقة، أي الراجح عند السامع هو الحقيقة لا المجاز، "الثالث" القاعدة المستمرة كقولهم إباحة الميتة للمضطر على خلاف الأصل، "الرابع" المقيس عليها

“Dan adapun menurut istilah “al-Ashlu” itu mempunyai empat makna; 1) ad-Dalil seperti kata mereka “Ashal dalam masalah ini adalah al-Kitab dan As-Sunnah, Maksudnya dalilnya adalah al-Qur’an dan Hadis. Termasuk dalam makna pertama ini “Ushul Al-Fiqh”, maksudnya dalil-dalil al-Fiqh. 2) ar-Rujhan seperti kata mereka “Ashal pada kalam adalah Hakikat”, Maksudnya yang kuat menurut orang yang mendengar adalah Hakikat bukan Majaz. 3) Qaidah yang popular, seperti kata mereka “Pembolehan makan bangkai bagi orang yang mudharat adalah sebalik Ashal”. 4. Maqis Alaih (hukum dasar dalam qiyas).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

close