Sabtu, 11 Juli 2015

MENGHAPUS DOSA DI BULAN SUCI

DO’A TAUBAT NABI ADAM. AS

1.     Wudhu’ dengan sempurna dan ikhlas lillahi ta’ala
2.     Salat taubat dua raka’at dengan sempurna, khusyu’ dan ikhlas
3.     Membaca do’a ini:
اللهم إِنَّكَ تَعْلَمُ سِرِّىْ وَعَلاَنِيَّتِىْ فَاقْبَلْ مَعْذِرَتِى وَتَعْلَمُ حَاجَتِى فَأَعْطِنِى سُؤَلِى وَتَعْلَمُ مَافىِ نَفْسِى فاَغْفِرْ لِى ذُنُوْبِى, اللهم إِنِّى أَسْأَلُكَ إِيْماَناً يُبَاشِرُ قَلْبِى وَيَقِيْناً صَادِقاً حَتَّى أَعْلَمَ أَنَّهُ لَنْ يُصِيْبَنِي إِلَّا مَا كَتَبْتَهُ عَلَيَّ وَالرِّضَا بِمَا قَسَمْتَهُ لِيْ يَا ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ
"Ya Allah , sesungguhnya hanya Engkau yang mengetahui segala yang kupendam dan segala yang kutampakkan, maka terimalah segala uzurku dan Engkau pula yang Maha mengetahui segala keperluanku, perkenankanlah permintaanku dan hanya Engkau yang mengetahui apa apa yang ada dalam diriku dan apa apa yang kupunyai, maka ampunilah segala dosaku, Wahai Allah, hamba memohon pada-Mu iman yang memberikan ketentraman pada jantung hatiku dan keyakinan yang benar, sehingga daku betul betul tahu bahwa tiada suatu apapun yang bakal menimpaku melainkan kesemuanya sudah Kau tulis suratan taqdirnya untukku dan daku rela terhadap segala apa yang telah Engkau putuskan kepadaku. Wahai zat yang memiliki keagungan dan kemuliaan.”

          Diriwayatkan dalam sebuah hadis bahwa Nabi Adam. AS menangis selama dua ratus tahun meminta ampun kepada Allah terhadap satu pelangaran yang beliau lakukan yaitu mamakan buah terlarang dalam surga. Aisyah mengatakan “Ketika Allah berkehendak untuk menerima taubat Nabi Adam. As, beliau bertawaf di ka’bah tujuh kali, kemudian salat dua raka’at lalu membaca do’a (tersebut di atas) maka Allah mengwahyukan kepadanya: sesungguhnya Aku telah menngampuni dosamu dan siapa saja dari anak cucumu yang berdo’a dengan do’a yang engkau baca pasti akan Aku ampuni semua dosanya, Aku hilangkan kesusahan dan kegelisahannya, Aku hilangkan kefakiran darinya dan kesenangan dunia yang melimpah akan datang kepadanya walaupun dia tidak menginginkannya.”

Dikutip dari Kitab Siraj at-Thalibiin, juz, 1. Hal. 175.

Oleh Abi Sulthan (Tgk. Taufiq Yacob, S.Pd.I)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

close