Kamis, 07 Desember 2017

TERJEMAHAN DAN I’RAB KITAB AWAMEL VERSI DAYAH ACEH (BAGIAN 9)



BAHAGIAN (NA’U) KETUJUH

وَ النَّوْعُ  السَّابِعُ  أَسْمَاءٌ   تَجْزِمُ  الْفِعْلَيْنِ الْمُضَارِعَيْنِ عَلَى مَعْنَى إِنْ وَ هِيَ  تِسْعَةُ  أَسْمَاءٍ
Terjemahan :
Dan (bermula) bagian yang ketujuh (itu) beberapa isem yang menjazam ia (beberapa isem) (akan) dua fi’il yang mudhari’ keduanya (dua fi’il) atas makna اِنْ dan (bermula) dianya (isem-isem yang menjazam fi’il mudharek atas makna اِنْ ) (itu) Sembilan segala isem.

I’rab :
وَ          : Huruf Isti’naf
النَّوْعُ    : Mubtada’. Hukum mubtada’ marfu’. Alamat rafa’ dhammah yang dhahir pada akhirnya, karena isem mufrad. Hukum isem mufrad dirafa’ dengan dhammah, dinashab dengan fatah dan dijar dengan kasrah.
النَّوْعُ    : Maushuf.
 السَّابِعُ : Disifatkan kepada اَلنَّوْعُ. Hukum sifat mengikuti mausuf, disifat kepada yang marfu’, marfu’. Alamat rafa’ dhammah yang dhahir pada akhirnya, karena isem mufrad. Hukum isem mufrad dirafa’ dengan dhammah, dinashab dengan fatah dan dijar dengan kasrah.
حُرُوْفٌ  : Khabar mubtada’. Hukum khabar mubtada marfu’. Alamat rafa’ dhammah yang dhahir pada akhirnya, karena jama’ taksir. Hukum jamak taksir dirafa’ dengan dhammah, dinashab dengan fatah dan dijar dengan kasrah.
   تَجْزْمُ: Fi’il mudhari’ ma’ruf yang muta’addi dan marfu’ karena sunyi dari pada amil naashib dan amil jaazim. Alamat rafa’ dhammah yang dhahir pada akhirnya. Karena fi’il mudhari’ shahih akhir. Hukum fi’il mudhari’ shahih akhir dirafa’ dengan dhammah, dinashab dengan fatah dan dijazam dengan sukun. Tugas fi’il ma’ruf yang muta’addi merafa’ fa-il dan menashab maf’ul. Fa-ilnya dhamer yang ada didalamnya. Takdirnya هِيَ.

الفِعْلَيْنِ : Maf’ul. Hukum maf’ul manshub. Alamat nashab  YAA karena isem tasniyah. Hukum isem tasniyah dirafa’ dengan ALIF dinashab dengan dan dijar dengan YAA. Dan NUN pengganti tanwin pada isem mufrad.
الفِعْلَيْنِ : Maushuf.
 المُضَارِعَيْنِ      : Disifatkan kepada الفِعْلَيْنِ. Hukum sifat mengikuti mausuf, disifat kepada yang manshub, manshub. Alamat nashab  YAA karena isem tasniyah. Hukum isem tasniyah dirafa’ dengan ALIF dinashab dengan dan dijar dengan YAA. Dan NUN pengganti tanwin pada isem mufrad.
عَلَى      : Huruf Jaar
مَعْنَى     : Majrur dengan عَلَى alamat jar kasrah yang ditatakdirkan karena isem maqhur. Hukum isem maqshur dirafa’ dengan takdir, dinashab dengan takdir dan dijar dengan takdir.
مَعْنَى    : Mudhaf.
اِنْ        : Isem عَلَى سَبِيْلِ الْحِكَايَةِ  dibina atas مَا كَانَ عَلَيْهِ  pada mahal jar majrur dengan mudhaf.
وَ          : Huruf isti’naf.
هِيَ      : Isem dhamer mufradah ghaibah. Dibina atas fatah pada mahal rafa’, mubtada’.
تِسْعَةُ    : Khabar mubtada’. Hukum khabar mubtada marfu’. Alamat rafa’ dhammah yang dhahir pada akhirnya, karena isem mufrad. Hukum isem mufrad dirafa’ dengan dhammah, dinashab dengan fatah dan dijar dengan kasrah.
  تِسْعَةُ : Mudhaf
اَحْرُوْفٍ  : Mudhaf  Ilaih. Hukum mudhaf ilaih majrur dengan mudhaf. Alamat jar kasrah    yang dhahir pada akhirnya. Karena jamak taksir. Hukum jama’ taksir dirafa’ dengan dhammah, dinashab dengan fatah dan dijar dengan kasrah.


مَنْ وَ مَا وَ أَيُّ  وَ مَتَى وَ مَهْمَا وَ أَيْنَ  وَ أَنَّى وَ حَيْثُمَا وَ إِذْمَا
Terjemahan :
(Mana-mana sembilan huruf) مَنْ (jika siapa saja) dan مَا  (jika apa saja) dan اَيُّ (jika mana saja) dan  مَتَى(jika kapan saja) dan  مَهْمَا(jika kapan saja) dan اَيْنَ  (jika dimana saja) dan أَنَّى (jika dimana saja) dan  حَيْثُمَا(jika dimana saja) dan  إِذْمَا(jikalau).

I’rab :
  تِسْعَةُ        : Mubdal minhu

 مَنْإِذْمَا   : Isem عَلَى سَبِيْلِ الْحِكَايَةِ . Dibina atas مَا كَانَ عَلَيْهِ  pada mahal rafa’ dibadal kepada تِسْعَةُ.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

close