Kamis, 23 November 2017

WAHDANIYAH DAN KAM YANG LIMA


            Salah satu sifat yang wajib pada zat Allah dan wajib diyakini oleh setiap mukallaf adalah “Wahdaniyah”. Wahdaniyah adalah salah satu sifat salbiyah yang menafikan (menghapus) sifat-sifat yang tidak layak ada pada zat Allah Jalla Jalaluh.
            Secara hafiyah wahdaniyah bermakna satu/esa/tunggal. Sedangkan menurut istilah dalam ilmu aqidah makna wahdaniyah adalah “Sebuah sifat yang menghapus kam muttashil dan munfashil pada zat Allah, menghapus kam muttashil dan munfashil pada sifat Allah dan mengapus kam munfashil pada perbuatan Allah.”
Wahdaniyah menghapus lima KAM yang mustahil ada pada Allah. Swt. Yaitu:
1.      KAM MUTTASHIL pada zat
(Zat Allah terdiri dari bagian-bagian (bisa terbagi)
2.      KAM MUNFASHIL pada zat
(Ada zat lain yang sama dengan zat Allah)
3.      KAM MUTTASHIL pada sifat
(Ada dua atau lebih sifat Allah dengan nama yang sama. Misalnya dua qudarah, dua ilmu dan lain-lain)
4.      KAM MUNFASHIL pada sifat
(Ada sifat lain yang sama dengan sifat Allah)
5.      KAM MUNFASHIL pada perbuatan
(Ada perbuatan lain selain perbuatan Allah)
            KAM MUTTASHIL pada perbuatan dengan pengertian banyak perbuatan Allah tidak dinafikan oleh wahdaniyah karena memang perbuatan Allah itu banyak. Akan tetapi bila KAM MUTTASHIL pada perbuatan diartikan ada pengaruh perbuatan lain pada perbuatan Allah maka KAM MUTTASHIL pada perbuatan juga dihapus oleh wahdaniyah.

KESIMPULAN
            Setiap mukallaf wajib menyakini seyakin-yakinnya bahwa Allah wajib bersifat wahdaniyah dengan pengertian:
1.      Zat Allah tidak bisa terbagi
2.      Tidak ada zat apapun yang sama dengan zat Allah
3.      Tidak ada sifat Allah yang dobel
4.      Tidak ada sifat apapun yang sama dengan sifat Allah
5.      Tidak ada perbuatan selain perbuatan Allah dan tidak ada pengaruh perbuatan lain pada perbuatan Allah.

INILAH PENGERTIAN WAHDANIYAH MENAFIKAN KAM YANG LIMA
Referensi:
Kifayah al-Awam dicetak bersama hasyiyah Tahqiiqul Maqam Ala Kifayah al-Awam. Hal. 58 – 62.

Syarh Umm al-Barahin dicetak bersama Hasyiyah ad-Dasuqi, hal. 89 -92

Syarh Tijan ad-Daraari, hal. 4 – 5.

            

1 komentar:

close